
Pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps. (reuters)
Deschamps : Argentina Tidak Hanya Messi
RUSIA – Tango adalah sebuah tarian khas negara Argentina. Setiap gerakannya bisa menghipnotis pandangan mata. Filosofi itulah yang akan dijadikan antisipasi Tim ‘Ayam Jago’ Prancis saat bentrok dengan Tim ‘Tango’ Argentina pada babak 16 besar di Kazan’ Arena, Sabtu (30/6) pukul 21:00 WIB.
Sebagian kalangan mungkin tidak akan menyangka, jika Argentina yang terseok-seok di dua laga pembuka babak penyisihan grup mampu lolos ke 16 besar dengan membuat keajaiban dengan mengalahkan Nigeria 2-1 di laga terakhir.
Kesuksesan mereka lolos ke babak 16 besar bahkan tidak pernah disangka. Soalnya kubu Nigeria yang sejatinya hanya butuh hasil imbang untuk memaksa Lionel Messi dan kolega angkat koper dari Rusia. Namun hal itu rupanya membuat Nigeria terbuai dan pulang kampung lebih awal karena kalah dari Argentina.
Tidak ingin bernasib sama dengan Nigeria, antisipasi dini sudah dikumandangkan pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps menjelang laga nanti. Deschamps bahkan menegaskan, laga nanti bukan hanya pertarungan timnya melawan Messi, tetapi juga pemain Tim Tango lainnya yang patut diwaspadai oleh anak-anak asuhnya.
“Kami akan menghadapi bukan hanya Messi di tim itu, ada nama-nama besar lainnya. Mereka memiliki banyak pengalaman. Ini akan menjadi sangat rumit. Kami tidak boleh terjebak hanya karena mereka terseok-seok di fase grup,” tegas Deschamps seperti dikutip L’Equipe.
Deschamps menambahkan, meski sejarah lebih memihak Prancis, tetapi laga nanti lebih dari sekadar kemenangan. Hasil akhir akan selalu dikenang daripada permainan indah yang mereka peragakan. “Kami tahu sejarah telah membuktikan bahwa Prancis lebih diunggulkan menghadapi tim-tim dari Conmebol (Amerika Selatan). Tapi ini adalah fase gugur. Siapa yang kalah maka sudah dipastikan tersingkir dari turnamen ini. Kami pikir tidak ada hal yang lebih membanggakan ketimbang permainan menawan,” jelas Deschamps, seraya menepis cibirian dari sejumlah kalangan terkait performa mereka di fase grup.
CIBIRAN
Meski menjadi salah satu tim favorit juara di Piala Dunia 2018, sejauh ini Prancis yang bertabur bintang belum tampil cukup meyakinkan. Bahkan mereka harus menerima cibiran setelah menampilkan permainan yang membosankan kala menghadapi Denmark pada laga pamungkas babak penyisihan Grup C dan berakhir imbang tanpa gol.
Di sisi lain, Argentina mampu menampilkan performa yang menawan di laga pamungkas babak penyisihan Grup D setelah sempat mengalami ‘prahara’ di dua laga pembuka. Para punggawa Tim Tango bahkan menegaskan, Piala Dunia 2018 baru saja mereka mulai di babak 16
besar.
Argentina memenangkan dua pertemuan Piala Dunia dengan Prancis yakni pada 1930 (1-0) dan 1978 (2-1). Di kedua kesempatan itu, mereka mencapai final, meski kalah di 1930 dan juara di 1978.
Tim Amerika Selatan terakhir yang mengalahkan Prancis di Piala Dunia adalah Argentina pada 1978 silam. Sejak saat itu, Prancis tak terkalahkan dalam delapan bentrokan di Piala Dunia melawan perwakilan dari Conmebol. (junius/st)
Comments